1.
Pengertian
Urtikaria adalah reaksi vaskuler (peredaran
darah) di kulit, diakibatkan bermacam-macam sebab ditandai dengan edema
setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan berwarna pucat dan
kemerahan meninggi dipermukaan kulit.
2.
Epidemiologi (tempat terjadinya)
Rata-rata
penderita Urtikaria ialah 35 tahun, dan jarang dijumpai pada umur kurang dari
10 tahun atau lebih dari 60 tahun.
Tidak ada
perbedaan frekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun wanita, umur, ras,
jabatan / pekerjaan, letak geografis, dan perubahan musim dapat mempengaruhi
hipersensitivitas yang diperankan I gE.
3.
Klasifikasi (Macamnya)
Urtikaria
terdapat bermacam-macam penggolongan berdasarkan lamanya serangan berlangsung
dibedakan mod Urtikaria akut dan Urtikaria kronik.
Disebut
Urtikaria akut bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu atau 4 minggu, tetapi timbul setiap hari.
Urtikaria akut lebih sering terjadi pada anak muda, umumnya laki-laki lebih
sering dari perempuan.
Menurut
penyebab Urtikaria dan mekanisme terjadinya dikenal dengan imunologik, non
imunologik dan idiopatik.
a. Urtikaria reaksi imunologik.
1) Bergantung pada I gE (reaksi alergi tipe
I)
-
Pada
Atopi.
-
Antigen
spesifik (polen, obat, venom).
2) Ikut sertanya komplemen
-
Pada
reaksi sitotoksik (reaksi alergi tipe II).
-
Pada
reaksi kompleks imun (reaksi alergi tipe III).
-
Defisiensi
C1 esterase inhibitor (genetik).
3) Reaksi alergi tipe IV (Urtikaria kontak)
b. Urtikaria atas dasar reaksi nonimunologik.
1) Langsung memacu sel mas, sehingga terjadi
pelepasan mediator (misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras).
2) Bahan yang menyebabkan perubahan
metabolisme asam arakidorat (misalnya aspirin, obat anti inflamasi non steroid,
golongan Azodyes).
3) Trauma fisik, misalnya dermografirme,
rangsangan dingin, panas atau sinar dan bahan kolinergik.
c. Urtikaria yang tidak jelas penyebabnya dan
mekanisme, digolongkan idiopatik.
4.
Etiologi
Penyebab
Urtikaria bermacam-macam, diantaranya adalah obat, makanan, gigitan / sengatan
serangga, bahkan fotosensitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi dan
infestasi parasit. Psikis, genetik, dan penyakit sistemik.
a. Obat.
Obat
secara imunologik :
Obat yang menimbulkan obat, contohnya
obat-obatan golongan penisilin, sulfonamid, analgesik, pencahar, hormon, dan
diuretik.
Obat
secara nonimunologik :
Misalnya kodein, opium, dan zat kontras.
Aspirin menimbulkan Urtikaria karena menghambat sintesis prostaglobin dari asam
arakidonat.
b. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih
penting pada Urtikaria yang akut, umumnya berakibat reaksi imunologik,
contohnya makanan yang menimbulkan urtikaria ialah telur, ikan, kacang, udang,
cokelat, tomat, arbei, babi, keju, bawang dan semangka.
c. Gigitan / sengatan serangga.
Diperantai oleh IgE (tipe I)
dan tipe selular (tipe IV) nyamuk, kepinding, dan serangga lainnya, menimbulkan
urtikaria di sekitar tempat gigitan.
d. Bahan Fotosentizier.
Bahan semacam ini, misalnya
griseofulvin, fenohazin, sulfonamid, bahan kosmetik dan sabun germisid.
e. Inhalan.
Inhalan berupa serbuk sari
bunga, spora jamur, debu bulu binatang dan aerosol.
f. Kontaktan.
Kutu binatang, serbuk tekstil,
air liur binatang, tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.
g. Trauma fisik.
Dapat diakibatkan oleh faktor dingin,
yaitu berenang atau memegang benda dingin. Faktor panas, misalnya : sinar
matahari, sinar UV, radiasi, goresan, pakaian ketat dan ikat pinggang, serta
tekanan yang berulang-ulang seperti pijatan, keringat, demam dan emosi.
5.
Patogenesis
Hipotesis yang mendukung
penyakit urtikaria yang menjadi mediator sentral dari urtikaria pada histamin.
a. Respom kulit terhadap injeksi histamin.
b. Respon klinik terhadap terapi anti
histamin.
c. Peningkatan histamin plasma pada tes
Urtikaria.
d. Gambaran degranulasi mestosis kulit.
6.
Gejala Klinis
Keluhan subyektif biasanya
gatal, rasa terbakar / tertusuk, klinis tampak eritema dan edema setempat
kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Bentuknya dapat popular seperti
pada urtikaria akibat serangan, besarnya dapat lentikular, numular, sampai
plakat.
7.
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan yang diperlukan
untuk membuktikan, penyebabnya yaitu :
a. Pemeriksaan darah, urin dan feses. Rutin
untuk menilai ada tidaknya infeksi, SGOT dan SGPT.
b. Pemeriksaan gigi, telinga, hidung,
tenggorokan. Serta uapan vagina perlu untuk menyingkirkan adanya infeksi fokal.
c. Pemeriksaan kadar I gE, eosinofil dan
komplemen.
d. Tes kulit. Meskipun terbatas uji gores,
dan uji tusuk, serta tes intradermal dapat dipergunakan untuk mencari alergen
inhalan.
e. Tes eliminasi makanan dengan cara
menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya
kembali satu demi satu.
f. Pemeriksaan histapatologik.
g. Tes dengan es.
h. Tes dengan air hangat.
8.
Pengobatan
Secara klinis, dasar
pengobatan pada urtikaria dipercayakan kepada efek antagonis terhadap histamin
pada reseptor H2.
a. Anti Histamin H1
-
Etanolamin
/ difenhidromin : Benadryl
-
Alkilamin
/ klufeniromid : Chlarametan.
b. Anti Histamin H2 : Cimehidine.
0 komentar:
Posting Komentar